Mewujudkan Pembelajaran Kondusif Sesuai Karakter Anak di Kelas 1 SD Tahfidz Al Mubarok Banjarmlati
Pembelajaran kondusif dengan pendekatan sesuai karakter anak adalah proses belajar-mengajar yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan gaya belajar setiap anak, baik anak reguler maupun inklusi.
Pendekatan ini menciptakan suasana yang nyaman, aman, dan menyenangkan, di mana setiap siswa merasa dihargai dan mampu berkembang sesuai potensinya.
Kelas 1 adalah masa transisi dari dunia bermain ke dunia belajar formal.
Di usia ini, karakter anak sangat beragam, baik dari segi emosional, sosial, maupun kognitif.
Terlebih lagi, di SD Tahfidz Al Mubarok Banjarmlati terdapat siswa reguler dan siswa inklusi, seperti anak dengan hambatan belajar atau kebutuhan khusus lainnya.
Pendekatan pembelajaran yang tidak sesuai dapat membuat anak merasa tertekan, tidak percaya diri, bahkan tertinggal dalam pelajaran. Dengan menyesuaikan pendekatan terhadap karakter masing-masing anak, guru dapat menumbuhkan rasa percaya diri, rasa ingin tahu, dan semangat belajar yang tinggi.
Guru kelas menjadi aktor utama dalam menerapkan pendekatan ini. Namun, peran guru pendamping khusus (GPK), orang tua, serta tenaga kependidikan lainnya juga sangat penting.
Kolaborasi antara semua pihak memastikan bahwa kebutuhan tiap siswa, termasuk siswa inklusi, dapat terpenuhi secara optimal. Anak-anak sendiri juga berperan aktif melalui interaksi, kerja sama, dan pengembangan potensi diri mereka dalam suasana yang saling menghargai.
Pendekatan ini diterapkan mulai dari Kelas 1 SD Tahfidz Al Mubarok Banjarmlati, sebuah sekolah yang memadukan pendidikan umum dengan program tahfidz Al-Qur’an.
Sekolah ini berlokasi di Banjarmlati dan dikenal sebagai institusi yang mulai mengintegrasikan pendidikan inklusif dalam lingkungan pembelajaran Islami.
Pendekatan ini dijalankan sepanjang tahun ajaran dan terus dievaluasi setiap pekan dan bulan melalui forum guru, laporan perkembangan siswa, dan konsultasi dengan orang tua.
Penyesuaian strategi dilakukan secara dinamis sesuai kebutuhan perkembangan anak dan hasil pengamatan guru.
Penerapan pendekatan ini dimulai dari proses assessmen awal untuk mengenali karakter tiap siswa, baik reguler maupun inklusi.
Guru kemudian merancang kegiatan belajar yang fleksibel, seperti:
Pembelajaran tematik yang interaktif, menggunakan media visual dan alat peraga konkret.
Pendekatan multi-indera untuk siswa inklusi, seperti metode sentuh, dengar, dan gerak.
Penguatan nilai-nilai Islami melalui hafalan Al-Qur’an yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak.
Pengelompokan dinamis saat belajar agar siswa bisa belajar dari teman dengan kemampuan berbeda.
Evaluasi formatif dan refleksi rutin, bukan hanya berorientasi pada nilai akhir.
Dengan lingkungan yang suportif, setiap anak merasa dihargai dan termotivasi untuk berkembang. Guru tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga fasilitator, pembimbing, dan sahabat belajar bagi seluruh siswa.
Pendekatan sesuai karakter anak bukan hanya strategi pembelajaran, tetapi bentuk kepedulian terhadap tumbuh kembang setiap individu. Di SD Tahfidz Al Mubarok Banjarmlati, keberagaman dijadikan kekuatan untuk membentuk generasi Qur’ani yang cerdas dan berakhlak mulia.
Ssa_
